Usia golden age (0 – 6 tahun) pada anak adalah periode penting dalam perkembangan fisik dan mental mereka. Pada masa ini, pola makan dan minum yang sehat sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Konsultasikan kepada dokter spesialis anak Pacitan agar mendapatkan informasi yang valid.
Namun, banyak orang tua mungkin tidak menyadari bahaya dari kebiasaan memberikan teh kepada anak-anak mereka pada usia ini. Teh adalah minuman yang umum dikonsumsi di seluruh dunia, terkenal karena manfaat kesehatannya pada orang dewasa.
Lain halnya jika anak-anak usia 0 – 6 tahun mengonsumsinya, karena dapat menimbulkan beberapa risiko. Apa saja risikonya? Yuk langsung simak ulasan berikut!
Kafein
Salah satu risiko utama dari konsumsi teh pada anak usia golden age adalah kandungan kafein dalam minuman tersebut. Meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit daripada kopi, teh masih mengandung kafein yang bisa memengaruhi sistem saraf anak-anak dengan lebih signifikan.
Kafein dapat menyebabkan gangguan tidur, kegelisahan, dan bahkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan normal.
Gangguan Pencernaan
Teh, terutama jenis yang mengandung kafein, bisa menjadi iritan bagi sistem pencernaan anak-anak yang sensitif. Khususnya, teh hitam dan teh hijau dapat menyebabkan iritasi lambung.
Selain itu, juga bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti nyeri perut, kembung, atau bahkan gangguan lebih serius seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Jika anak mengalami GERD, segera bawa ke dokter spesialis anak Pacitan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Gangguan Nutrisi
Memberikan teh sebagai minuman utama kepada anak-anak dapat mengganggu pola makan sehat mereka. Teh biasanya tidak mengandung nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak dalam fase pertumbuhan mereka.
Jika anak-anak terlalu banyak minum teh, mereka mungkin kurang minum air putih atau susu, yang lebih penting untuk kesehatan tulang dan pertumbuhan mereka.
Ketergantungan
Karena kafein adalah zat adiktif, memberikan teh secara teratur kepada anak-anak dapat menyebabkan ketergantungan.
Anak-anak yang terbiasa minum teh setiap hari mungkin mengalami gejala penarikan ketika mereka tidak mendapatkannya, seperti sakit kepala, iritabilitas, dan kelelahan.
Alternatif Sehat
Sebagai pengganti teh, orangtua dapat memilih minuman yang lebih sehat dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Air putih tetap menjadi pilihan terbaik untuk memastikan hidrasi yang cukup tanpa risiko tambahan dari kafein atau gula tambahan.
Susu juga merupakan sumber kalsium yang penting untuk perkembangan tulang yang sehat. Selain itu, jus buah alami tanpa tambahan gula adalah alternatif lain yang baik untuk memberikan anak-anak asupan nutrisi tambahan.
Konsultasikan pula kepada dokter spesialis anak Pacitan untuk mengetahui apa saja makanan dan minuman sehat yang harusnya dikonsumsi oleh si kecil selama masa tumbuh kembangnya.
Salah satu rekomendasi dokter spesialis anak terbaik di Pacitan adalah dr. Sulaiman Hamid, Sp. A, M. Sc. Beliau praktik di RSUD dr. Darsono Pacitan dan membuka tempat praktik mandiri.
Jadwal praktik dr. Sulaiman di RSUD dr. Darsono Pacitan ialah setiap hari Selasa dan Kamis mulai pukul 08.00 – 14.00 WIB. Untuk praktik mandirinya, beralamat di Krajan, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan.
Jam buka layanan terbagi dua sesi, yakni sesi pagi dan sesi sore. Sesi pagi mulai pukul 07.00 – 08.00 WIB. Lalu, jam buka di sesi sore mulai pukul 18.00 – 19.00 WIB. Hari Sabtu dan Minggu layanan tutup.
Itulah jadwal praktik dr. Sulaiman Hamid, Sp. A, M. Sc, dokter spesialis anak Pacitan. Bagi Anda yang ingin mengetahui jadwal praktik dokter spesialis lain di Pacitan dan sekitarnya, langsung saja klik laman britaraya.com untuk informasi lebih lanjut. Semoga bermanfaat!
