Britaraya.com – Perubahan gaya hidup yang semakin modern seperti saat ini seringkali dianggap sebagai gaya hidup konsumtif. Karena biasanya kebiasaan ini dianggap sebagai aktivitas buang-buang uang. Yuk simak Tanda Gaya Hidup Konsumtif lengkap di bawah ini.
Zaman yang semakin modern mengubah cara hidup masyarakat untuk mulai berubah mengikuti kebutuhan zaman.
Jika orang menghabiskan banyak waktu dan uang dalam kegiatan modern, mereka dapat mengarahkan orang ke gaya hidup yang berorientasi pada konsumsi. Bagi kebanyakan orang, gaya hidup konsumtif dapat memberikan kepuasan, kesejahteraan, dan kesenangan tersendiri, meskipun hanya untuk sementara.
Namun tidak disadari jika hal ini dilakukan secara terus menerus dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan finansial Anda. Oleh karena itu, sebaiknya pahami dengan baik dan benar tanda-tanda sikap boros ini sejak dini. Jadi Anda bisa melakukan tindakan pencegahan sejak dini untuk menghindari pemborosan.
Tanda Gaya Hidup Konsumtif di Zaman Now
Apa saja ciri-ciri perilaku konsumen? Untuk menghindari sikap boros ini, Anda harus belajar seperti apa kemewahan itu sejak dini. Oleh karena itu, jika Anda ingin melepaskan diri dari gaya hidup ini, Anda harus mengetahui ciri-ciri berikut:
- Memiliki rasa gengsi yang tinggi adalah salah satu alasan utama untuk boros memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Orang seperti ini biasanya selalu ingin tampil istimewa dan kaya di mata orang lain, terutama secara finansial.
- Ada baiknya untuk selalu mengikuti tren, asalkan tidak berlebihan. Karena biasanya jika terlalu mengikuti tren hanya akan membuat orang mengkonsumsi. Misalnya, ketika gadget tertentu sedang populer, biasanya mereka langsung membelinya tanpa berpikir panjang.
- Kemewahan yang berlebihan juga merupakan jenis hedonisme. Sikap ini merupakan kebiasaan yang ditemukan di mana-mana. Gaya hidup ini bisa jadi boros karena orang selalu ingin hidup mewah dengan segala fasilitas dan barang yang dimilikinya.
- Tanda lain seseorang memiliki gaya hidup konsumtif adalah suka dikagumi oleh orang lain. Ketika dia mulai membeli banyak barang secara boros dan seseorang memujinya, orang itu langsung senang. Jika Anda pernah mengalaminya, maka termasuk dalam kategori ini.
- Orang yang selalu pilih-pilih dalam bersosialisasi juga merupakan orang dengan gaya hidup hedonis. Orang seperti ini selalu menganggap berteman dengan orang yang tidak suka berbelanja akan membuat komunikasi mereka menjadi sulit. Itu sebabnya mereka biasanya suka pilih-pilih dalam berteman.
Simak juga : apa dampak negatif dari gaya hidup boros
Sejarah dan Perspektif Hedonisme
Istilah konsumsi yang sering disebut dengan hedonisme sebenarnya sudah ada sejak munculnya filsafat pada tahun 433 SM. Pandangan ini mulai muncul ketika Socrates, salah satu filsuf paling populer, mulai bertanya tentang tujuan hidup manusia di dunia ini.
Dari pertanyaan ini akhirnya muncul perspektif hedonistik. Saat itu, hedonisme bukanlah sikap negatif. Tapi ini sebenarnya menunjuk lebih langsung ke sifat eksistensial seseorang yang hidup di dunia. Jawaban atas pertanyaan Socrates pada akhirnya digunakan sebagai sudut pandang hedonistik.
Kemudian disebut hedonisme dan itu berasal dari ide-ide banyak filsuf lain seperti Epicurus dan Alstripes. Keduanya memiliki pandangan yang berbeda tentang sikap konsumsi manusia. Aristippus menggambarkannya sebagai kesenangan fisik.
Sementara Epicurus mengartikannya sebagai kebahagiaan manusia, itu harus datang dari hal-hal negatif dan positif. Jadi pandangannya sangat berbeda dengan Aristips, karena Epicurus menanamkan sisi spiritual pribadinya sendiri. Dari sini, banyak orang yang berpikiran sama mulai memiliki pandangan yang sama.
Di zaman modern ini, banyak orang mulai beranggapan bahwa perilaku konsumsi merupakan cara hidup seseorang untuk memperoleh kebahagiaan sebagai tujuan utama, terutama untuk menyenangkan dirinya sendiri. Jadi, jika dibiarkan, dapat menyebabkan pemborosan.
Pergeseran makna hedonisme di era modern
Hedonisme atau disebut juga konsumsi sebenarnya berasal dari kata dasar hedon. Kata itu berarti kesenangan, sedangkan hedonisme mencakup gagasan bahwa pendatang baru merasa senang ketika mereka mencari kesenangan sebanyak mungkin. Kesenangan itu sendiri dapat dicapai dengan berbagai cara.
Seperti memiliki properti, menikmati hiburan, terlibat dalam aktivitas intim, dll. Belakangan ini, sikap hedonistik ini merupakan bentuk konsumerisme yang dapat berdampak buruk bagi para pengikutnya. Pola hidup ini dapat terjadi baik karena faktor eksternal maupun internal.
Misalnya karena mereka dimanjakan oleh orang tuanya sejak kecil dan mendapatkan segala kemudahan dan fasilitas dari mereka. Akibatnya, tumbuh dewasa, dia tidak mau memperhatikan keseimbangan kebutuhan karena dia selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Juga, karena banyaknya influencer, sikap konsumen mungkin muncul.
Ada sejumlah influencer yang patut ditiru di media sosial yang membeli kemewahan yang lebih tinggi terlepas dari kemampuan finansial mereka sendiri. Banyak orang memaksakan diri memilih utang untuk memuaskan keinginannya. Selain itu, lingkungan yang sering dikaitkan dengan standar hidup mewah juga dapat menyebabkan hedonisme.
Hal ini dapat menyebabkan seseorang merasa rendah diri karena tidak sepadan dengan lingkungannya. Akibatnya orang tersebut mau mengikuti pergaulan sehingga rela mengeluarkan uang untuk membeli barang yang sama dengan lingkungannya. Inilah mengapa pengendalian diri menjadi penting agar tidak selalu mengkonsumsi hanya karena gengsi lingkungan.
Semoga informasi terkait Tanda Gaya Hidup Konsumtif di zaman now ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua ya.